Minggu, 22 November 2009

memuja Dewi Welas asih mahaBodhisatva Kwan Im





banyak diantara kita yang memuja dewi kwan im , meng altarkannya dirumah , namun terasa "belum pas" di hati setiap pemujaNya, ada apa? kenapa? mengapa? seperti yang sudah sudah banyak dari kita yang "mencari-cari" sesuatu yang lain ditoko toko penjualan alat alat beribadah tempat ibadah , mencari "sosok " dewi yang dipujanya lalu diletakkan di altar, dan (hampir) dianggap hanya sebagai "pajangan belaka" kitab kitab suci Nya, tasbih kayu, dan "para sahabatnya" hampir tak tersentuh, sama sekali? dan bernasib( nyaris) sama seperti arca Sang dewi, menjadi pajangan belaka, sementara itu banyak umat umat yang lain begitu khusyuk berdoa, bertunduk, setiap tgl 1 dan 15 bulan purnama mereka tak henti hentinya mengucap Na Mo A MI To Fo, Om Ma Ni Pad Me Hum, Na Mo Guan Yin Po Sat, Namo Buddhaya..... sungguh sangat menyentuh hati, betapa "haus"nya mereka, betapa, meskipun tak memiliki tasbih, mereka berdoa dengan kesepuluh tangan mereka membaca kitab suci yang terbagi bebas di kelenteng-kelenteng, vihara terdekat...meskipun tak memiliki arca. kiem sien, atau apapun namanya ...mereka dapat membayangkan wajah Sang dewi memberikan berkahNya pada mereka, mereka bukanlah kita yang memiliki banyak gambar, buku bahkan patung wujud Beliau, tapi ia selalu mendenggar dengan penuh perhatian, menjalankan apa saja yang mereka denggar dari Bhante mereka, Dharma Sang Buddha.... ah apalah daya, ampunilah saya Dewi Kwan Im.saya telah menyalahkan banyak orang,tak terkecuali,diri saya sendiri, saya iri hati...... (dari percakapan lukman ongko wijoyo dengan seorang gadis praktisi Dharma Sang Buddha tradisi Vajrayana& Mahayana)

2 komentar:

  1. tulisan warna kuning dasar putih tidak terbaca oleh saya, mungkin tidak untuk pembaca lain?

    BalasHapus
  2. Saya punya pahatan batu onix 2 buah yg di hiasi (di lapisi sang dewi) it sdh lama pemberian dari ortu. Saya jg tdk tau dari mana dapatx... Saya pingin lelang,

    BalasHapus